Pertama kali kami berkunjung ke Oliver’s Hostelry lumayan beberapa tahun yang lalu dan kami ingat bahwa kami sangat suka desain tempat itu. Beberapa tahun berlalu dan baru-baru ini mereka berubah nama menjadi The House Tour Hotel dan membuka cafe di bagian depannya yang diberi nama The Potting Shed.
The Potting Shed sangat ramai waktu kami berkunjung ke sana padahal itu di pertengahan minggu, bukan akhir pekan. Agak surprising karena dulu waktu ke Oliver’s di hari biasa sepi banget. Mereka merenovasi sedikit bagian depan dan menambahkan sebuah rumah kaca. Dan rumah kaca inilah yang sepertinya viral di Instagram. Jujur waktu kami ke sana kami ga ngerti kenapa banyak banget orang yang lama banget foto-foto di dalam rumah kaca ini.
Kami pesan cappuccino, rasanya enak dan disajikan menggunakan cangkir handmade yang cantik. Makanan yang disajikan di sini juga lebih baik dibandingkan kebanyakan makanan cafe Bandung lainnya. Memang ga sempurna, tapi sangat baik.
Kami pesan menu yang lumayan unik, rawon pasta. Awalnya agak skeptis namum ternyata flavor rawonnya dapet banget, ditambah dengan beberapa potong fillet ikan goreng tepung garing. Enyak!
Omelet yang kami pesan bisa saja gagal, namun dengan penambahan sedikit smashed avocado dan semacam salsa, hasilnya jadi mantap.
Fit out di sini lumayan bagus. Namun kami heran kenapa tiba-tiba sekarang ramai diserbu pengunjung. Padahal dari dulu memang sudah bagus.
Koneksi WiFi di sini agak lambat waktu kami cek, 2mbps down dan 2mbps up. Jadi sepertinya ini bukan tempat yang cocok untuk buka laptop berlama-lama. Lagipula mungkin kamu akan sedikit terganggu dengan banyaknya orang yang lalu lalang untuk motret di berbagai sudutnya.
Kesimpulannya, The Potting Shed adalah sebuah tempat yang didesain dengan baik serta menyajikan makanan dan kopi yang enak. Worth a visit.
The Potting Shed
Jalan Panumbang Jaya 5, Bandung
(0811) 995 0800
Instagram: @thehousetourhotel
Jam buka: 08:00 – 22:00
Cappuccino: Rp30.000
Iced Lemon Tea: Rp30.000
Omelette: Rp42.500
Rawon Pasta: Rp48.500
* Tidak ada tambahan pajak!
The post The Potting Shed, Bandung appeared first on Pergi Dulu.
Es kopi dengan gula jawa adalah specialty mereka dan semua orang sepertinya sangat suka es kopi itu. Kami memang harus setuju bahwa es kopi dengan gula jawa 10 kali lebih enak dibanding es kopi yang pakai gula putih biasa.
Fitout di sini sangat basic, kalau ini di tempat lain mungkin kami akan mengkritik keras. Namun kesuksesan coffee shop ini ada pada aliran pengunjung yang terus menerus datang dan pergi secara bergiliran.
Tidak ada wifi di sini, jadi jangan berencana untuk ke sini untuk kerja pakai laptop. Tempat ini bukan tempat yang cocok untuk nongkrong lama-lama. Kebanyakan pengunjung yang ke sini datang untuk ngobrol bareng teman atau bawa tamu mampir sebentar untuk beli takeaway es kopi. Plus waktu kami di sana lihat banyak banget mamang GoFood/GrabFood yang dapet orderan beli es kopinya. 
Melihat kenyataan tersebut, kami bertanya-tanya kenapa Kopi Toko Djawa bisa mendatangkan begitu banyak customer sedangkan coffee shop lain yang lebih bagus malah kadang sepi pengunjung. Kalau kamu sedang ada di daerah Braga, mampirlah ke sini untuk segelas es kopi. Tapi tolong coba kunjungi juga coffee shop lainnya di Bandung yang menurut opini kami lebih baik.
Tapi kalau pilih tempat duduk di dalam lumayan adem koq, apalagi pas ada angin semilir yang bertiup masuk melalui pintu besar dengan bentuk yang unik.
Kopi di sini rasanya sangat enak dan lumayan strong, selain itu harganya juga reasonable. Selain kopi dan minuman non-kopi, di sini juga ada menu makanan sederhana seperti nasi goreng, dll. Namun kami tidak mencobanya karena bosan dengan menu nasi goreng yang banyak sekali disajikan di cafe-cefe. Sepertinya perlu ada inovasi di menu makanan cafe Bandung.
Kalau kamu mau nongkrong sambil buka laptop, koneksi wifi di sini lumayan ngebut, 26mbps up dan 26mbps down. Jadi dengan koneksi tersebut kamu bisa menonton video YouTube dengan kualitas HD serta mengupload apapun yang kamu mau dengan waktu yang singkat.
Cafe yang layak dikunjungi kalau kamu sedang berada di daerah sini.
Tempat ini terlihat sangat apa adanya, tapi justru faktor itulah yang memnbuat tempat ini sangat populer. Tempat duduk di sini hanyalah stool kecil, tong bekas dan meja-mejanya pun sangat kecil. Jadi orang-orang ke sini bukan untuk kerja, melainkan cuma untuk nongkrong-nongkrong, minum kopi dan merokok.
Kami bukan penggemar berat coffee shop seperti ini, tapi kalau kamu suka scene seperti itu kami pasti akan sangat suka Dreezel Coffee. Dan ngomong-ngomong, kopi di sini lumayan enak meskipun keluarnya lama banget (butuh waktu hampir 25 menit).
Bagian indoor dari cafe ini ber-AC, namun selain itu juga ada area 2 lantai di bagian belakang yang bisa dipakai untuk merokok dan nongkrong. Baik area dalam maupun area luar sama-sama enak untuk dipakai kerja dan waktu itu pun kami melihat ada banyak orang yang sedang duduk menghadap laptop.
Bicara soal WiFi, lumayan bagus sih, tapi masih jauh kurang dari koneksi terbaik di Bandung. Waktu kami tes kecepatannya 31mbps down dan up. Cukuplah untuk sebagian besar aktivitas, namun mungkin akan terasa lambat ketika ada banyak orang yang sedang melakukan aktivitas yang butuh data secara intensif.
Kopi di sini sangat enak dan kami menghargai pilihan mereka untuk menyajikan kopi dengan cangkir yang funky. Di sini juga ada menu makanan tapi kami belum sempat mencobanya.
Hi Brew adalah tempat yang sangat bagus untuk ngopi, buka laptop ataupun hang out bareng teman-teman. Nyaman, stylish dan praktis.
Kopi di sini kurang memuaskan, jauh di bawah standar coffee shop Bandung. Hal ini mengecewakan karena hal lainnya tentang cafe ini sebetulnya bagus.
Fitout cafe ini modern, fresh dan nyaman karena punya beberapa pilihan area untuk duduk. Kami suka tempat duduk yang dekat jendela dan juga ada area di lantai atas.
Ada beberapa pilihan cakes dan pastries dan ada juga banyak pilihan menu makanan berat. Kami belum mencobanya tapi sepertinya mungkin sama saja dengan standar makanan cafe Bandung lainnya alias biasa saja.
Catatan: kalau lihat IG-nya sepertinya Wake Cup ini memang franchised dan ada beberapa lokasi di Jakarta. Kemungkinan konsepnya mau seperti Starbucks tapi dengan harga yang lebih merakyat.
Susan memesan iced coffee buih dan lumayan enak sih rasanya. Mungkin menu es kopi itu yang populer di kalangan para peminum kopi belakangan ini. Atau mungkin orang-orang suka tempat ini karena harganya murah. Bisa dibilang tempat ini adalah salah satu tempat yang paling murah di Bandung untuk coffee shop yang menggunakan mesin espresso (bukan manual brew).
Fitout di sini agak aneh. Ada banyak sofa empuk, tapi juga ada banyak tempat duduk yang terbuat dari semen yang menempel ke tembok dan tidak ada bantal. Jadinya kurang praktis kalau mau nongkrong lama.
Secara keseluruhan, Buih Kopi merupakan coffee shop yang decent, cuma butuh perbaikan saja untuk kualitas cappuccino-nya.
Kami berkunjung ke sana masih pagi, sekitar jam 8 dan mereka baru saja buka dan masih agak sepi pengunjung. Jadi staff-nya masih main-main dan belum serius kerja, masih ketawa-ketawa dan teriak-teriak satu sama lainnya. Pokoknya sangat tidak profesional dan mengganggu banget.
Wifi di sini kecepatannya 16mbps down dan 3mbps up. Kemungkinan kecepatan ini akan menurun kalau cafenya ramai, jadi silakan pertimbangkan dulu kalau mau ngopi sambil kerja di sini. Namun dengan banyaknya coffee shop bagus di Bandung, kami sih sarankan cari tempat lain yang kopinya lebih enak kalau mau duduk sambil kerja buka laptop.
Bagi kami, coffee shop ini mengecewakan kalau dibandingkan dengan standar coffee shop Bandung tahun 2018. Nilai lebih dari coffee shop ini adalah kopinya agak murah, Rp20.000 untuk secangkir cappuccino.
Sebenarnya di sini juga ada menu makanan. Kami belum sempat coba makanannya. Kalau dilihat dari menunya sih lumayan banyak pilihannya, mulai dari cemilan ringan sampai makanan berat. Memang sepertinya makanan di sini sederhana saja, tapi cukuplah buat ngisi perut kalau lagi lapar dan pengen ngopi. 
Fitout di coffee shop ini sangat sederhana dan mereka berhasil memanfaatkan space yang terbatas. Ada beberapa sofa, kursi tinggi dan kursi biasa. Semuanya dikombinasikan untuk memberikan kesan hangat pada tempat ini. Tapi kami bisa membayangkan kalau tempat ini penuh sepertinya akan sangat berisik.
Kesimpulannya, Kudu Ngopi adalah sebuah cafe bagus yang menyajikan kopi enak dengan harga yang bagus.
Beberapa tempat duduk ada di spot yang cukup panas karena berada di bawah canopy berbahan plastik. Waktu itu kami pikir ga akan ada yang mau duduk di sana karena panas banget, agak seperti rumah kaca. Kami sempat ngobrol dengan manajernya yang ramah dan dia menjelaskan kalau mereka memang lagi cari solusi untuk area panas tersebut. Mudah-mudahan saat ini mereka sudah bisa menangani masalah tersebut.
Adam pesan cappuccino yang disajikan menggunakan cangkir custom made dengan ukuran yang sedikit lebih kecil dari cangkir cappuccino standar. Tapi kopinya enak banget. Teksturnya sangat halus, rasanya kuat dan tekstur cangkirnya enak banget dipake minum. Salah satu kopi yang paling enak di Bandung. Susan pesan green drink yang juga menyegarkan.
Kami pesan 2 makanan dan keduanya sama-sama enak. Adam suka sekali ayam suwir di nasi gorengnya karena bumbu kuningnya khas rasa Indonesia banget.
Menurut kami tempat ini punya banyak potensi dan bakal jadi tempat yang hits kalau mereka bisa membereskan beberapa masalah kecil yang ada saat ini.
Coffee shopnya sendiri ada di bangunan di sebelah rumah utamanya. Ada 2 area, satu area luas di bagian depan untuk mereka yang mau merokok, dan area dalam ruangan yang ber-AC.
Adam mencoba cappuccino di sini yang ternyata lebih strong dibanding magic-nya. Biasanya ga gitu sih, tapi kami bisa membuktikan fakta bahwa cappuccino di sini super strong. Adam suka banget.
WiFi di sini kencang, 39mbps down dan 7mbps up. Ada banyak tempat duduk dan kalau mau kerja buka laptop juga ada banyak colokan. Jadinya tempat ini cocok kalau mau kerja sambil ngopi.
Setelah mengunjungi lebih dari 80 coffee shop di Bandung dalam beberapa tahun terakhir ini, Satu Pintu sudah pasti masuk dalam daftar coffee shop favorit kami di Bandung. Love it.
Sayangnya ada beberapa masalah. Ketika kami di sana, mesin kopinya sedang bermasalah dengan steam yang keluar, namun staff tetap menyajikan kopinya sehingga hasilnya sudah pasti tidak enak. Tekstur susunya parah. Tipis, encer dan tidak enak. Rasa kopinya sebenarnya enak, namun sayangnya dirusak oleh susunya yang salah. Sorry, not good enough.
Ice coffee-nya sih lumayan dan kami pesan cemilan pisang aroma yang juga lumayan enak. Tapi cappuccino-nya… no no no.
Saat mencoba connect ke wifi, Adam entah kenapa tidak berhasil connect meskipun sudah dicoba berkali-kali. Susan berhasil connect dan saat diukur kecepatannya 17mbps down dan 7mbps up. Cukup kencang buat dipakai kerja sih, asalkan bisa connect.
Cafe ini punya banyak potensi. Fitout bagus di lokasi yang bagus. Kami percaya mereka tahu cara menyajikan kopi yang enak namun kami mendapat kopi yang tidak enak karena sedang ada masalah teknis. Semoga lain kali kami dapat kopi yang enak.
Fitout di sini terang dan sejuk karena ada aliran udara segar. Di bagian belakang ada kebun dengan kolam ikan serta meja kursi di pinggirannya. Sebagian besar tamu suka duduk di area kebun belakang karena lebih adem.
Mari kita bicara soal makanannya. Kami pesan salmon penne dan shirataki bakmi Jawa. Dua-duanya enak. Untuk menu Bakmi Jawa, mereka mengganti mie tradisional biasa dengan mie shirataki yang rendah kalori rendah karbohidrat. Kadang kalau ga terbiasa mungkin awalnya rasanya agak aneh, tapi di masakan shirataki bakmi Jawa ini hasilnya enak koq.
Salmon penne-nya sesuai dengan yang diharapkan. Sepotong besar salmon ditaruh di atas tumpukan penne saus pesto, beberapa irisan jamur, tomat ceri dan sejumput kecil keju. Rasanya mantap!
Meskipun agak ramai, tapi memungkinkan koq kalau mau kerja sambil buka laptop karena di sini ada banyak colokan dan wifinya lumayan kencang, 27mbps down dan 4mbps up.
Ada beberapa cemilan di menu seperti cheese puffs, tapi kami belum sempat mencoba makanannya.
Pada saat kunjungan ke sana, wifinya sedang rusak sehingga kami tidak bisa bilang kalau ini tempat yang bagus untuk kerja atau tidak. Tapi meja-meja di sini enak untuk dipakai buka laptop dan terlihat ada banyak colokan juga. Kalau kamu ada yang sudah coba pakai wifinya, kasih tau kami di kolom komen ya!
Satu hal terakhir, waktu kami di sana suasananya sangat sepi dan tidak ada pengunjung lain. Kami tidak yakin mereka akan bertahan lama. Sama halnya dengan banyak coffee shop lainnya di Bandung yang bagus tapi sepi, mereka hanya perlu melakukan sedikit perbaikan untuk menarik lebih banyak lagi pengunjung. Semangat!
Secara keseluruhan, Kahve ini adalah tempat yang cocok kamu datangi kalau kamu butuh kopi enak. Staff di sini sangat ramah dan mungkin saja tempat ini bagus buat kerja kalau wifinya jalan. Dengan sedikit perbaikan di interiornya, tempat ini bisa bertahan dalam ranah tempat ngopi Bandung.
Kopi di sini dibuat tanpa menggunakan espresso machine. Untuk minuman berbasis espresso mereka menggunakan metode manual extracting shots dan untuk susunya mereka menggunakan milk steamer kecil yang dipanaskan di atas kompor.
Meskipun kami belum mencoba makanannya, pilihan menu makanan di sini kelihatannya cukup enak. Ada beberapa pilihan katsu, mie serta cemilan seperti crispy mushrooms dan banana nuggets.
2 Grams ini adalah jenis tempat di Bandung yang biasanya cukup sukses karena tidak berusaha untuk menarik perhatian kalangan elite. Tempat ini mencoba mengakomodir kebutuhan orang kebanyakan dengan memperbolehkan tamu merokok di dalam, menyajikan manual coffee dan tidak berusaha menjual image. Harga-harga di sini juga lumayan bagus. Sebuah tempat nongkrong yang bagus buat mereka yang mau menghindari kalangan elite Bandung.
Mari kita langsung bicara tentang kopinya. Kopi di sini enak banget! Mereka menyajikan cappuccino dalam cangkir kecil. Namun sebagaimana kita ketahui tentang kopi, yang penting bukan kuantitas melainkan kualitasnya. Dan yang paling berperan penting untuk bikin kopi susu yang enak adalah perbandingan (rasio) susu dengan kopinya. Di Kinokimi ini mereka sempurna banget rasionya.
Hal lainnya yang kami suka selain kopi susunya yang silky adalah….. AWESOME CUPS. Mereka menggunakan cangkir yang dibuat oleh Kaloka (pottery) di mana kalau ga salah harga cangkirnya di atas Rp200.000 per buah. Cangkir buatan mereka sangat enak saat dipakai minum dan bikin pengalaman minum kopi jadi lebih menyenangkan.
Susan yang biasanya jarang minum kopi tergoda untuk pesan Gingerbread Latte yang menurut kami cukup kreatif. Bukan sekedar menu yang diadakan untuk menyenangkan hati orang-orang yang bukan peminum kopi serius, melainkan betul-betul sebuah menu kopi yang bagus.
Untuk makanan, kami pesan smoothie bowl dan beef stroganoff. Dua-duanya enak. Beef Stroganoff-nya menggunakan daging sapi yang berkualitas dan juga sangat empuk. Kami jadi penasaran dengan menu-menu lainnya karena sepertinya menu makanan di sini MANTUL!
Waktu kami baru sampai di sana, WiFi-nya sedang tidak jalan dan tentunya itu membuat kami kecewa. Namun waktu kami mau pergi kami coba tanyakan lagi dan katanya sih sudah jalan tapi putus-putus. Kami coba ukur dan ternyata koneksinya super kencang — 43mbps down dan 59mbps up. Kalau mereka bisa jamin koneksinya wifinya selalu stabil, tempat ini akan jadi tempat yang cocok untuk dipakai kerja, upload youtube videos serta mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan data secara intensif.
Selain masalah WiFi yang kami ceritakan di atas, Kinokimi ini jadi cafe baru favorit kami di Bandung. Fitout bagus, kopi papan atas menyaingi coffee shop lainnya di Bandung, serta makanannya enak. Ke sini deh!
Menu yang mereka sajikan memang betul-betul menu yang mereka kuasai. Kami coba iced coffee dan iced chocolate. Dua-duanya sangat enak. Adam suka terutama karena es kopinya tidak terlalu manis. Kadang coffee shop suka berlebihan dalam menambahkan gula. Di sini mereka pas takaran gulanya.
Tidak ada WiFi di Havana Coffee, jadi jangan ke sini untuk kerja. Meskipun tidak cocok untuk kerja, interior tempat ini sangat funky dan fotogenik. Kalau kamu cari foto buat instagram, boleh banget ke sini.
Kalau kamu penasaran dengan lokasi tepatnya dari coffee shop ini, pokoknya cari aja toko bangunan besar yang bernama Bangunan Mart, parkir di depannya, kemudian jalan ke pinggir bangunan utamanya. Coffee shopnya nyempil di pinggir toko bangunan itu.
Kopi di sini sangat enak. Magic yang Adam pesan strong, smooth dan susunya ditekstur dengan baik. Temperaturnya juga pas, sesuatu yang lumayan jarang di Bandung. Susan pesan es kopi yang juga enak. Terlebih lagi, harga di sini lumayan bagus dengan harga kopi susu sedikit di atas Rp20.000 dan tidak ada tambahan pajak.
Mereka juga menyediakan makanan di sini. Menunya ada cemilan maupun makanan berat. Kami belum sempat mencoba makanannya tapi kelihatannya sih cukup standar untuk cafe Bandung.
Meja-meja di sini punya colokan listrik internasional dan kelihatannya cukup nyaman untuk dipakai kerja. Namun yang bikin kaget adalah kecepatan internetnya – 82mbps down dan 18mbps up, salah satu yang paling cepat yang pernah kami lihat.
Kami sangat suka tempat ini dan tidak sabar untuk kembali lagi ke sini.
Oleh karena itu mari kita bicarakan hal-hal yang bagus mengenai tempat ini. Hampir semua meja di cafe ini punya colokan listrik, ada area outdoor di mana pengunjung bisa merokok, internetnya agak slow (7mbps down dan 1mbps up), kopinya enak, fitoutnya lumayan bagus.
Apa yang tidak disukai dari tempat ini? Tidak ada sih. Menurut kami Noima ini adalah sebuah cafe kecil yang suasananya relaxing karena berada di area residensial yang tenang.
Kami cuma berharap mereka bisa cukup menonjol di antara sekian banyak coffee shop dan bisa menarik cukup banyak pengunjung dari area lokal di sekitarnya supaya mereka bisa bertahan.
Kopi di sini enak banget. Susunya bertekstur silky smooth, standar kopinya double ristretto serta rasio yang sempurna antara susu dan kopi menjadikan kopinya terasa mantap. Susan yang tidak terlalu suka strong coffee memesan secangkir mocha yang juga mantap rasanya.
Perlu diketahui bahwa ini adalah salah satu cappuccino murah di Bandung untuk standar kopi yang dihasilkan oleh mesin espresso. Dan untuk harga segitu kami pikir sangat bagus valuenya.
Sayangnya Contou adalah salah satu coffee shop di Bandung yang tidak menyediakan wifi, jadinya ini bukan tempat yang cocok untuk kerja yang membutuhkan internet.
Namun dengan fitout yang menawan dan kopi yang termasuk salah satu yang paling enak di Bandung, menurut kami Contou layak dikunjungi. It’s fantastic.
PS: Jangan lupa kalau ke sana say hello buat kucing calico-nya yang manja ya 😉