Love! Kami baru saja menemukan satu tempat baru yang cocok untuk bersantai sambil minum kopi. Nama tempatnya “Mimiti”, Sunda banget kan?! Menurut bahasa Sunda, mimiti artinya awal (permulaan). Properti dari Mimiti ini didesain dengan sangat baik. Begitu kamu memasuki area parkiran, sudah terasa suasana sejuk & tenang dibandingkan dengan Jalan Sukajadi yang ada di depannya yang terlihat sangat padat dan ramai. Pokoknya serasa memasuki area spa di Bali gitu deh.
Desain bangunan Mimiti didominasi oleh nuansa semen yang dipadukan secara sempurna dengan unsur kayu, perlengkapan yang modern serta air mancur sederhana di bagian luarnya. Kami suka desainnya karena sederhana, terasa damai dan tidak terlalu ‘try-hard’ / berlebihan seperti kebanyakan cafe-cafe hipster yang belakangan ini banyak muncul.
Begitu masuk area ruangan ber-AC, kamu akan merasakan suasana groovy dengan lagu-lagu yang diputarnya dan disambut dengan sebuah mesin espresso tipe one group merk La Marzocco. Yang kami suka mengenai keberadaan mesin ini adalah lagi-lagi tidak berlebihan. Kebanyakan coffee shop di Bandung sebenarnya cukup memiliki mesin kopi yang kecil karena biasanya volume yang diproduksi juga tidak terlalu besar.
Sama seperti coffee shop lain di Bandung, Mimiti juga menyediakan wifi gratis, namun rupanya di sini wifinya cukup cepat dan stabil, 20mbit download dan upload. Boleh dijadikan contoh nih buat coffee shop lain yang kadang meski sedia wifi tapi sering down ataupun lambat kalau lagi ada yang download film. #eh
Karena Mimiti ini judulnya tempat ngopi, tentu kita harus membicarakan tentang kopinya. Sesuai dengan yang kami harapkan untuk coffee shop di Bandung, kopi di Mimiti juga mantap. Kami mencoba flat white dan cappuccino, dua-duanya selevel dengan coffee shop bagus lainnya di Bandung. Menurut kami banyak sekali coffee shop yang menyajikan kopi enak di Bandung, jadinya agak sulit kalau disuruh meranking coffee shop di Bandung cuma berdasarkan kopinya — karena semuanya extremely good.
Jadi dengan pertimbangan seperti itu, kami juga memasukkan unsur penilaian lainnya seperti makanan, wifi dan general ambience. Untuk makanan, di Mimiti cuma tersedia makanan kecil berupa kue-kue yang sepertinya homemade, di antaranya cinnamon roll dan banana bread. Rekomendasi kami sih Mimiti ini cocok untuk tempat ketemuan sama teman, klien atau sekedar ngobrol-ngobrol santai over a cup of coffee. Jangan sampe janjian lunch/dinner di sini karena ga ada makanan berat. Area outdoornya sangat menyenangkan karena cukup luas dan besar.
Secara keseluruhan, kami memberikan nilai tinggi kepada Mimiti karena tempat ini cukup berbeda konsepnya dengan coffee shop lainnya dan jadi salah satu coffee shop terbaru kami di Bandung.
Mimiti Coffee & Space
Jalan Karangsari No.1, Bandung
Harga: Rp 30.000 untuk kopi, Rp 25.000 untuk kue
Jam buka: Setiap hari pukul 07.00 – 20.00
The post Mimiti Coffee & Space, Bandung appeared first on Pergi Dulu.
Entah karena masih terhitung baru atau memang tempatnya hits banget, hari Minggu kemarin tempat ini padat banget pengunjungnya. Mungkin gara-gara hari Minggu sih….hehe. Sepertinya daya tarik Lereng Anteng ini ada pada lokasi tempat duduknya yang sengaja di-set di lereng yang miring sehingga semua orang bisa rata kebagian pemandangan hijau di depannya. Tempat duduknya juga beragam, ada yang lesehan dengan bantal-bantal besar, ada meja kayu panjang hingga tenda-tenda plastik bening yang romantis tapi panas kalau siang hari karena akan terasa seperti efek rumah kaca. Yang pasti, sebagian besar pengunjung yang ke sini bawa kamera & tongsis 
Selain tempat makan & ngopi, di Lereng Anteng ini juga ada area golf mini. Kata keponakan sih ada 9 holes di sana. Tarifnya dibedakan untuk anak-anak (di bawah usia 12 tahun) dan dewasa. Untuk masuk area mini golf itu harus beli tiket dulu. Lucunya, di pojokan area mini golf ada kursi rotan yang digantung yang sepertinya jadi hot spot buat foto karena latar belakang pemandangannya cakep. Tapi mengingat itu ada di area bertiket, artinya harus bayar dong buat selfie di kursi itu? Hehe…pinter juga ide bisnisnya.
Untuk minuman, karena judulnya Panoramic Coffee Place, tentunya mereka menyediakan berbagai minuman kopi dengan pilihan Liberica/Robusta/Arabica serta berbagai pilihan Brewing Method yang semuanya manual brew. Jangan khawatir, bagi yang tidak suka minum kopi di sana juga ada berbagai pilihan teh dan minuman lainnya seperti yoghurt dan kefir.
Tunggu sampai ada staff yang membawa makanan sambil meneriakkan nama kamu “Atas Nama Cintaaaa!!!!” Nah…ngacung deh kamu supaya mereka bisa mengantarkan makanan ke meja kamu. Kemarin sih makanan kami datangnya tidak bersamaan. Jadi ada yang makanannya cepat sekali keluar, ada juga yang cukup lama.
Masuk ke ruang makan di bagian tengah, langsung saja menuju ke konter makanan di sebelah kiri. Di sini sistemnya seperti warteg, makannya nasi putih ditambah sayur2 yang bisa dipilih sendiri. Ada harga paket Rp. 8.000,- yang isinya nasi putih dan 3 macam sayur. Dulu waktu baru buka bahkan harganya cuma Rp. 6.000,-. Murah banget kan untuk makan kenyang di hari gini?!
Selama makan, di sekeliling ruang makan ada banyak TV yang memutar rekaman testimoni keuntungan hidup sebagai vegetarian. Saking hebohnya, ada yang bilang ini mirip teknik indoktrinasi supaya semua pengunjungnya mau jadi vegetarian. Tapi ya jangan takut, di sini ga ada sales yang tiba-tiba nongol dan maksa kamu jadi vegetarian koq.
Nah, lumayan sekarang jadi tahu ada tempat makan vegetarian yang halal & murah meriah di Bandung. Bisa jadi alternatif tempat makan sehat juga kalau misalnya lagi bawa tamu dari luar kota yang strict vegan atau tidak makan daging sama sekali.
Untuk ayamnya ada pilihan ayam bakar atau ayam goreng, paha atau dada. Kami selalu pilih ayam goreng karena disajikan dengan kremes yang kriuk-kriuk gurih, enak banget buat diaduk sama nasi. Satu lagi yang kami suka, makanan di sini selalu disajikan segar, fresh from the penggorengan. Jadi begitu piring makanan datang, tahu, tempe dan ayam gorengnya masih hangat. Cocok banget kan makan yang hangat-hangat di tengah udara Lembang yang sejuk dan kadang dingin apalagi kalau lagi hujan.
Untuk area makan ada 9 saung, 2 di bagian di bawah atap besar, 7 lagi di kebun. Dulu sih semangat banget selalu pilih saung, tapi sekarang saung-saungnya sudah terlihat usang dan kebunnya juga agak tidak terawat. Tapi saung masih jadi pilihan buat yang bawa keluarga ataupun anak-anak supaya anak-anak bisa bergerak lebih leluasa dengan pengawasan yang tidak terlalu repot.
Cappuccino-nya enak banget. Bisa banget disejajarkan dengan kopi-kopi enak lainnya di Bandung. Susu segar dengan tekstur yang lembut sempurna dan rasa kopinya pun strong. Terlihat kalau baristanya benar-benar menguasai teknik membuat kopi. Dengan alasan tersebut, sangat worth it untuk ke sini meski cuma untuk ngopi. 
Nasi campur Bali yang Adam pesan bisa dibilang nasi campur Bali yang paling enak di luar Bali. Begitu makan urapnya, langsung deh berasa lagi ada di Bali. Sambal matahnya juga mantap banget pedesnya. 
Harga di sini beragam. Untuk harga kopi sesuai lah dengan kualitas yang ditawarkan. Namun untuk harga makanan sepertinya lebih mahal dibandingkan cafe-cafe lain di Bandung, khususnya untuk makanan Indonesia-nya. Tapi memang enak dan terlihat kualitas makanannya juga sangat tinggi.
Bangunan cafe ini tidak ber-AC karena bagian depannya sangat terbuka. Karena tidak pakai AC jadinya tidak apa-apa kalau mau merokok dan banyak orang yang merokok. Untungnya bangunannya cukup besar jadi bisa cari tempat yang agak jauh dari tamu yang merokok. Efek lainnya dari bangunan yang terbuka adalah lantai atasnya jadi cukup panas di siang hari, jadi kami sarankan untuk duduk di lantai bawah saja.
Makanan di sini enak banget. Ada pilihan menu Western food, makanan Indonesia dan juga cemilan. Kami coba Chicken Burger dan Nasi Kenduri, dua-duanya enak. Chicken Burger-nya pakai crispy chicken fillet digoreng tepung garing, ditambah mayones dan kentang goreng yang juga digoreng garing dan hand cut. Kekurangannya adalah rotinya kering dan kurang enak saat dikunyah. Sepertinya mereka bikin sendiri rotinya, tapi mereka perlu memperbaiki kualitasnya. Kalau dibikin lebih empuk akan lebih enak.
Nasi Kenduri ini mirip nasi campur. Nasinya pakai nasi gurih, pinggirannya pakai telur rebus, sambal, mie goreng, acar kuning dan sepotong paha ayam goreng kuning besar dengan kulit garing. Pokoknya rasanya Indonesia banget deh. Yummy! 
Cold pressed juice di sini murah dan dibuat segar sesuai pesanan. Murah kalau dibandingkan harga yang dibandrol di coffee shop lain untuk menu “cold pressed juice”.
Wifi di sini memiliki kecepatan sekitar 8mbps down dan 4mbps up. Ada banyak meja dan area tempat duduk yang bisa dipilih di sini, sebagian besar enak buat laptopan dan dekat dengan colokan. 
Dengan mempertimbangkan poin-poin tersebut, Kiputih Satu jadi salah satu cafe favorit kami di Bandung. Suasananya enak banget buat dipake nongkrong. Makanannya juga enak, mudah-mudahan mereka memperbaiki kualitas rotinya.
Kami pesan Buttermilk Chicken with Corn Frittata, Ricotta Pancakes, cappuccino & chai chocolate.
Namun sayangnya makanan di Toby’s Estate Bandung mengecewakan. Susan pesan Buttermilk Chicken karena di menu tertulis kalau ayamnya dalam bentuk fillet. Namun begitu keluar ternyata bentuknya ayam goreng dengan tulang. Loh koq? Kami tanya ke waiter ternyata mereka bilang kalo menu itu memang pakai ayam goreng bertulang. Loh koq?? Kami tunjukin kalo di menu tertulis itu chicken fillet, mereka bilang “oh…berarti salah tulis kayaknya ya?” Lah….yang bikin menu siapa ini?
Yang kedua adalah di menu tertulis frittata. Yang keluar sama sekali tidak berbentuk frittata. Frittata itu seperti omelet, banyak bahan telurnya. Sedangkan yang disajikan di sini lebih mirip corn cake tipis atau corn pancake. Secara keseluruhan sih rasanya enak, cuma agak terganggu aja karena yang keluar tidak sesuai dengan yang tertulis di menu. Kadang kan suka kesel ya kalo udah kebayang bakal makan chicken fillet tiba-tiba dikasihnya ayam goreng bertulang. Kami sudah kasih masukan langsung ke staff di sana dan mudah-mudahan mereka memperbaiki menunya.
Ricotta pancakes yang Adam pesan dimasak dengan baik, teksturnya fluffy dan rasanya juga enak. Tapi agak kurang menarik karena toppingnya cuma berupa potongan buah dan cream on top. Memang sih so far belum nemu pancake yang enak dan menarik di Bandung. Susah bikin pancake yang tidak membosankan.
Lokasi cafe ini sangat bagus karena ada di mal terbaru di Bandung, Paskal 23. Fitoutnya sangat modern dan terasa fresh. Pokoknya kalau bicara standar cafe di Bandung, Toby’s Estate ini top banget deh.
Untuk harga, kalau mengikuti standar Bandung cafe ini tergolong mahal. Biasanya kami tidak keberatan dengan harga mahal kalau memang kualitasnya sebanding. Namun menurut kami saat ini makanan yang ditawarkan di Toby’s Estate belum sebanding dengan harganya. Kalau mereka memperbaiki ini, pasti mereka akan jadi cafe yang paling bagus di Bandung.
Di lantai bawah ada beberapa ayunan untuk anak-anak dan dari hasil pengamatan kami terlihat bahwa fitur tersebut jadi selling point yang bagus, khususnya untuk pengunjung yang datang bersama anak-anak dan mau ngopi dengan lebih santai.
Pertama, mari bicara soal kopinya. Magic di sini sensasional dan kami akan senang datang lagi ke sini untuk minum kopi. Bahkan kami akan rekomendasikan kepada teman-teman karena memang enak banget kopinya. Lime ginger tea-nya juga enak, cuma agak kurang kuat jahenya. Mungkin tergantung selera juga sih. 
Selanjutnya tentang makanan. Belakangan ini ada banyak cafe di Bandung yang mencoba menyajikan makanan yang lebih baik namun dengan harga yang lebih tinggi. Untuk harga yang lebih tinggi tentunya kami mengharapkan kualitas yang lebih baik juga. Sayangnya kebanyakan kualitasnya tidak sebanding dengan harga yang dipasang. Demikian juga dengan Marka ini.
Kami berharap sandwich-nya bisa dimakan pakai tangan, tapi ternyata tidak bisa karena sangat basah dan ayamnya juga dipotong kecil-kecil. Memang seharusnya kami tanya dulu karena waktu baca ‘chicken sandwich’ kami membayangkan sepotong besar ayam panggang. Kayaknya sih lebih enak kalau potongan dagingnya besar. Anyway, seperti yang kami bilang tadi, komponennya sebenarnya enak, tapi secara keseluruhan penyajiannya bikin menu tersebut kurang bisa dinikmati.
Sepertinya karaage lebih cocok disajikan sebagai cemilan khusus dengan dipping sauce, bukan sebagai menu berat dengan nasi dan salad.
Minuman yang kami coba di sini enak-enak, tapi masih cukup jauh dibandingkan dengan coffee shop terbaik di Bandung. Kompetisi kopi di Bandung memang ketat sekali karena ada banyak coffee shop yang menyajikan kopi dengan standar sangat tinggi. 
Cappuccino di sini dibuat manual tanpa menggunakan mesin espresso. Kopinya enak, tapi agak kurang panas. Cuma suam-suam kuku saja. Tapi harganya murah banget. 
Dengan harga Rp16.000, sepertinya kopi di sini adalah kopi susu paling murah yang ada di Bandung. Dan paling enak untuk harga di range Mungkin karena alasan itulah cafe ini cukup populer.
Kalau kamu sangat peduli dengan harga namun tetap ingin ngopi enak, kami rekomendasikan mampir ke 9/1/1 Coffee Lab ini. Kalau cari wifi, waktu kami di sana sih ga terlalu bagus koneksinya. Tapi tempatnya enak banget buat ngobrol-ngobrol santai bareng teman.
Kami pesan cappuccino yang ternyata enak banget. Tekstur susu yang lembut, rasa kopi yang kuat dan temperaturnya pas. Dengan kualitas tersebut dan harga Rp23.000, menurut kami itu bagus banget. Terutama karena biasanya kopi yang dibuat dengan mesin espresso cenderung dibandrol mahal. Tapi di sini harganya tergolong murah untuk kopi mesin. 
Selain kopi, ada juga pilihan minuman lainnya. Kami pesan Iced Lemon Tea yang lumayan standar, cuma lumayan ada effort karena ditambah potongan lemon segar. 
Wifi di sini sangat cepat. Waktu dicek kecepatan download 15mbps dan uploads 21mbps. Padahal waktu itu ada banyak anak sekolahan yang lagi laptopan di lantai atas. Tapi kecepatannya tidak terganggu saking kencangnya. Enak banget toh! 
Untuk makanan ada menu yang cukup beragam mulai dari cemilan seperti tahu cabe garam hingga pizza dan spaghetti. Lumayan!
Kami suka banget tempat ini. Kualitas bagus, murah, suasana enak dan wifinya kencang. Combo yang sangat bagus yang menjadikan U Coffee salah satu tempat ngopi di Bandung yang recommended.
Kami memesan latte yang sangat enak, disajikan pakai gelas porselen customized dari Jepang. Adam suka banget tempat-tempat yang berani bereksperimen dengan menggunakan cangkir kopi customized dibandingkan cuma pakai cangkir standar. 
Selain kopi, kami juga pesan Sakura Lemonade karena lagi pengen yang seger-seger. Rasanya unik, segar dan enak, tidak seperti kombinasi minuman soda yang bisa ditebak. Tapi personally menurut kami agak terlalu manis sih. Mungkin bisa dikurangi gulanya atau disajikan terpisah supaya bisa ditambahkan sesuai selera. 
Harga di sini sangat bagus ntuk kualitas yang ditawarkan. Rp25.000 untuk secangkir cafe latte.
Di sini juga tersedia menu makanan tapi kami belum coba sama sekali jadi belum bisa komentar soal itu.
Note: Sebuah outlet Kuro Koffee baru dibuka di Paskal Hypersquare awal Desember 2017 lalu.
Kopi di sini juga enak. Selain beberapa jenis manual brew, di sini juga ada pilihan kopi yang dibuat menggunakan mesin espresso mesin seperti cappuccino dan sebagainya. 
Selain minuman, di sini juga ada beberapa menu makanan ringan dan menu nasi. Harganya sangat reasonable dan jauh di bawah harga di kebanyakan cafe lainnya di Bandung akhir-akhir ini. 
Ngopi di sini serasa bertamu ke rumah teman. Setelah pesan di konter depan, kita bisa pilih tempat duduk di dalam ataupun di kebun depan di pinggir rumah. Meja kursinya model jadul yang posisinya agak pendek. Tapi masih nyaman kalau mau duduk laptopan. Kecepatan wifinya lumayan juga, 11mbps down dan 29mbps up. Tapi kayaknya sih bisa lebih cepat lagi kalau pas ga terlalu rame. 
Area kebunnya juga cukup menyenangkan, adem karena banyak pohon. Suasananya santai banget, enak buat yang suka ngopi sambil merokok. Jadi penasaran pengen ke sini?
Pertama-tama, makanannya sebenarnya lumayan enak. Nasi gorengnya dibungkus pakai telur dadar seperti nasi goreng ala Thailand dan rasanya lumayan enak. Tapi tidak seenak nasi goreng cikur yang ada di sebelah di 
Tapi sayangnya kopinya tidak enak. Cappuccino yang Adam pesan punya suhu yang pas, tapi susunya di-froth dengan cara kuno dan secara keseluruhan rasanya kurang enak. Minuman lain yang kami pesan (Taro Shake) lumayan enak karena tidak rumit juga bikinnya. 
Fitout di sini lumayan lega dan nyaman. Tapi kami agak bingung dengan furniturnya karena ada sofa besar yang kayaknya kurang cocok dengan outfit cafe pada umumnya.
Kami coba tes kecepatan internetnya, 16mbps down dan 4mbps up, lumayan kencang untuk yang butuh internetan. Dan memang tempatnya enak banget buat nyantai sambil kerja laptopan.
Jadi kesimpulannya, Lazy Lolla adalah cafe yang cukup bagus, tapi karena standar di Bandung sudah cukup tinggi, harusnya tempat ini bisa lebih baik lagi.
Kami memesan Mushroom Sliders, Big Breakfast, Magic dan fresh juice.
Big Brekkie di sini halal. Jadi meskipun tulisannya pakai ‘bacon’, itu maksudnya beef bacon. Poached egg-nya dimasak dengan sempurna, jamurnya enak, rotinya enak, ditambah sentuhan rasa Indonesia dengan adanya sambal matah di dalam potongan tomat. Pokoknya semuanya enak. 
Kopinya sudah bisa diduga — sangat enak. Bisa disejajarkan dengan cafe-cafe terbaik di Bandung. Jus-nya dibuat sesuai pesanan sehingga terasa banget segarnya. Meskipun cuma ada 4 kombinasi, namun karena kemarin ada satu bahan yang kosong akhirnya kami request improvisasi kombinasi jus sendiri dan mereka ok aja. 
Fitout di sini lumayan jauh berbeda dengan kebanyakan coffee shop lainnya di Bandung. Bentuknya berupa halaman yang dikelilingi oleh 4 area duduk. Ada bench di sebelah jendela, 2 meja di teras kecil dan area indoor yang lumayan luas. Paling enak adalah area yang di atas (roof). Di sini banyak sudut-sudut yang cakep alias instagrammable.
Kami suka banget tempat ini. Cuma kami berharap mereka bisa mengurangi coffee snobbery mereka karena tidak cocok dengan customer yang minum kopinya pengen pakai gula.
Fit out di sini sangat bagus jadi salah satu favorit kami di antara 10 coffee shop terakhir yang kami kunjungi. Bergaya modern serta finishing yang berkualitas dengan lokasi di dalam sebuah bangunan lama.
Ada banyak tempat untuk buka laptop dan kerja karena kami lihat ada beberapa colokan listrik yang tersedia. Kami suka meja panjang yang ada di pinggir, menghadap tembok tapi jadinya bisa konsentrasi kerja. Wifi di sini kecepatannya 8mbps down dan 4mbps up. Tidak terlalu ngebut sih, tapi masih ok lah.
Kopi di sini sangat enak — tekstur susunya sempurna dan suhunya pun pas (sebetulnya bisa lebih panas lagi sedikit sih). Tapi kami agak khawatir dengan tren menyajikan magic menggunakan gelas latte yang belakangan ini terlihat di banyak tempat.
Satu hal terakhir, brownie-nya enak banget. Fresh, chewy dan tidak kering. Jangan lupa coba ya!
Ada beberapa colokan dan koneksi wifi di sini sangat kencang, dengan kecepatan 40mbps baik untuk upload maupun download. Sepertinya ini adalah tempat yang bagus untuk dipakai ngopi sambil kerja.
Selain kopi, di cafe ini juga tersedia berbagai menu makanan yang sayangnya belum sempat kami coba sendiri. Tapi dilihat dari pengunjung yang ada waktu kami ke sana, sepertinya kebanyakan orang memang datang ke sana untuk nongkrong sambil kerja dan bukan khusus untuk makan.
Sebuah coffee shop bagus lainnya yang meramaikan scene coffee shop di Bandung. Worth visiting.
Kopi di sini sangat enak dan Adam bilang kalau dia bakal senang minum kopi seperti itu setiap harinya. Selain rasanya yang mantap, kopi di sini juga disajikan menggunakan cangkir set motif jadul. Lumayan unik.
Kalau lapar, bisa juga sekalian pesan makanan berat. Meskipun menunya terlihat sederhana, namun nasi goreng dan ayam telur mentega yang kami pesan sangat memuaskan rasanya.
Tempatnya sebenarnya enak kalau mau dipakai untuk ngopi sambil kerja menggunakan laptop. Namun sayangnya waktu kami ukur kecepatan wifinya sangat rendah, cuma 0.7mbps up dan 0.7mbps down. Dengan koneksi selambat itu kamu tidak akan bisa menggunakannya untuk melakukan tugas-tugas yang membutuhkan data secara intensif.
Meskipun wifinya lambat, kami sangat suka cafe ini karena gayanya yang otentik sehingga terlihat berbeda dari tren cafe modern yang belakangan ini bermunculan. Kopi di sini sangat enak dan harganya juga murah.
Di luar fakta bahwa homewares shopnya sangat cantik, mereka juga menyajikan kopi level atas, kalau kata Adam sih bisa masuk kompetisi kopi yang paling enak di Bandung. Tekstur susu yang silky smooth, deep rich coffee dan mereka juga menyediakan berbagai variasi blend untuk mengakomodir selera masing-masing customer. Kopinya enak banget dengan harga yang juga cukup murah (untuk ukuran coffee shop dengan lokasi di dalam mal!)
Internet di sini cepat. Sangat cepat. Kemungkinan kedua tercepat yang pernah kami tes di Bandung, dengan kecepatan 66mbps down dan 20mbps up. Ada banyak ruang untuk kerja dan yang paling penting ada colokan listrik di bawah beberapa meja.
Carla Living adalah sebuah coffee shop kecil luar biasa yang menawarkan sebuah rasa baru, kopi enak, harga murah dan internet kencang. Coba deh mampir ke sini kalau kamu sedang ada di daerah sini!
Di coffee shop ini cuma ada kopi. Tidak ada teh. Tidak ada makanan (saat kami ke sana, ga tau kalau ke depannya mereka tambah menu makanan). Tempat ini untuk para penggemar kopi dan mereka yang mau belajar lebih dalam tentang kopi.
Kopi di sini memiliki cita rasa yang kuat. Adam pesan magic yang sebenarnya adalah double ristretto dalam sebuah cangkir kecil. Dan mereka menyajikan itu dengan sempurna. Kadang kamu tidak dapat komposisi tersebut saat pesan magic di beberapa coffee shop di Bandung, entah alasannya kenapa. Bagi kamu yang tidak terlalu suka kopi yang strong, kami merekomendasikan iced latte yang ada sedikit rasa caramel di dalamnya.
Internet di sini bukan yang paling cepat, cuma 6.5mbps down dan 3.5mbps up, tapi cukup cepat lah kalau cuma untuk dipakai browsing-browsing, nonton YouTube dan cek email. Ada beberapa meja yang sepertinya enak untuk dipakai kerja laptopan selama beberapa jam.