Ketika mereview coffee shop, kami sangat mementingkan rasa kopinya. Hal-hal berikutnya yang berpengaruh di antaranya adalah seberapa kencang koneksi wifi, seberapa bagus pengaturan tempat duduknya, ambience serta harga. Jadi ketika kami menemukan sebuah coffee shop yang sangat ramai, kami mengharapkan ada banyak dari kategori tersebut yang terpenuhi.
Di Gajua Kopi, kami melihat banyak sekali pengunjung, kurang lebih 50 orang. Oleh karena itu kami mengharapkan coffee shop ini sangat memuaskan. Sayangnya pengalaman kami jauh berbeda dari yang diharapkan.
Cappuccino yang Adam pesan rasanya aneh banget. Kami tidak pernah minum kopi yang rasanya aneh seperti itu. Seperti ada sesuatu yang dicampur ke dalam coffee shot sehingga rasanya jadi tidak enak. Saking parahnya Adam tidak sanggup menghabiskan secangkir kopi yang dipesan tersebut.
Waktu itu kami melihat kebanyakan pengunjung (95%) minum es kopi susu dan sebagian besar dari mereka umurnya di bawah 20 tahun (karena terlihat masih pakai seragam sekolah). Kami menduga mereka ke sini bukan karena kualitas kopinya namun karena ada area besar untuk nongkrong, ngobrol dengan suara keras dan merokok. Dan untuk alasan-alasan tersebut tempat ini cocok.
Namun kalau kamu adalah seorang pecinta kopi, kamu mungkin tidak akan menikmati tempat ini karena produknya di bawah standar coffee shop Bandung. Selain kopinya yang tidak enak, wifi di sini juga sangat lambat, cuma 2.8mbps down dan 1mbps. Ini mungkin karena banyak sekali pengunjung anak-anak muda yang connected dalam waktu yang bersamaan. Jadi kami sarankan kalau mau kerja laptopan jangan ke sini.
Mungkin kedengarannya kami seperti orang tua yang marah-marah mengusir anak-anak kecil yang sedang berisik main di halaman rumah. Namun berdasarkan pengalaman kami, kalau kamu bukan tergolong tamu yang golongan umur tertentu, kamu tidak akan menikmati tempat ini.
Satu lagi catatan kami. Stiker yang tertempel di gelasnya kotor. Padahal kita minum dari gelas tersebut. Kan jadi bikin ga napsu.
Kesimpulannya, Gajua Kopi adalah tempat yang lumayan buat nongkrong kalau kamu tergolong umur anak sekolahan, terutama kalau kamu datang dengan grup besar. Namun kalau kamu mencari kopi terbaik di Bandung, ini bukan tempatnya.
Gajua Kopi
Jalan Saunggaling 7, Bandung
(0811) 200 1372
Instagram: @gajuakopi
Jam buka: 09:00 – 00:30; Jumat & Sabtu sampai jam 02:00
Cappuccino: Rp27.000
Iced Cascara Lemon: Rp23.000
* Tidak ada pajak!
The post Gajua Kopi, Bandung: Kopi Tidak Enak, Wifi Lambat, Tapi Sangat Populer appeared first on Pergi Dulu.
Susan memilih green tea macchiato yang penampakannya sangat tidak diduga-duga. Sebuah gelas besar bergaya Ikea terisi dengan cairan matcha yang berwarna hijau pekat dan kemudian diatasnya ada gundukan foam manis. Katanya minumnya jangan diaduk dan tidak pakai sedotan, dibiarkan natural saja bercampur saat ditenggak. Menarik dan lumayan enak rasanya!
Di sini mungkin bukan tempat yang terbaik kalau mau sambil kerja, tapi masih bisa lah kalau mau buka laptop. Kami duduk di sofa dan mesti geser-geser laptop kadang dipangku kadang ditaruh di atas coffee table. Colokan listrik lumayan banyak, tapi koneksi wifi di sini agak lambat. Cukup sih kalau cuma mau browsing-browsing aja, tapi kurang kencang kalau butuh upload video ke YouTube.
Karena alasan-alasan tersebut di atas, kami bisa bilang kalau Kopi Sajati adalah sebuah coffee shop yang bagus dalam ranah coffee shop Bandung. Mari kita berharap para dokter rajin mampir ke sini buat ngopi supaya tempat ini bisa terus bertahan.
Memang waktu itu kami mendapatkan harga “trial opening” yang sangat murah, namun harga normalnya nanti pun masih tergolong sangat murah, Rp15.000. Dengan harga tersebut menurut kami mereka akan bisa menarik segmen berbeda dari Bandung market dibandingkan kondisi yang sekarang ada.
Susan pesan menu yang aman saja, iced latte. Dan memang iced latte jarang gagal karena selalu bisa dinikmati dan sepertinya memang jadi pilihan yang populer di coffeeshop belakangan ini.
Jadi meskipun Terminal Coffee menyajikan kopi yang sangat murah, ada beberapa kekurangan yang sepertinya akan lebih baik kalau bisa ditangani. Atau mungkin mereka sebetulnya belum siap untuk buka? Bisa jadi. 
Meskipun demikian, banyak orang di Bandung sangat sensitif terhadap harga dan mereka bersedia berkompromi atas kualitas dan atmosfer demi mendapatkan secangkir kopi yang murah. Untuk alasan tersebut, Terminal coffee sangat cocok. Yang pasti bukan untuk kami.
Rasa dari cappuccino yang Adam minum lumayan enak, tapi dia kecewa dengan susunya. Kalau biasanya di kopi yang enak ada susu yang tebal dan teksturnya silky smooth, di sini agak flat, encer dan kurang bertekstur. Sangat mengecewakan. Mungkin sedang tidak beruntung saja terutama karena kami mengharapkan lebih dari secangkir kopi dengan harga Rp28.000.
Anyway, selain minuman kopi, di sini juga mereka menyajikan berbagai jenis makanan mulai dari cemilan sampai makanan berat seperti nasi goreng. Kami belum sempat mencoba sendiri makanannya, tapi kelihatannya sih enak dari penampakan makanan yang dipesan oleh meja sebelah kami. 
Ruangan yang ber-AC memang enak buat kerja sambil buka laptop, namun di hari yang mataharinya cerah cenderung terlalu panas kalau duduk di samping jendela kaca karena mataharinya langsung menerobos masuk ke meja kami. 
Righthands tempat yang ok buat nongkrong bareng teman atau mengerjakan tugas, namun ada beberapa hal yang akan lebih menyenangkan jika diperbaiki, misalnya wifi dan jendela yang terlalu panas. Worth a look.
Seperti yang telah disebutkan di atas, kopi di sini sangat enak. Smooth, tidak terlalu strong dan disajikan menggunakan cangkir yang proper. Selain cappuccino kami juga pesan Iced Mocha yang sangat enak dan salah satu es kopi yang paling enak yang pernah kami minum di Bandung.
Wifi di lantai atas agak sulit untuk terhubung karena router-nya ada di lantai bawah. Namun begitu kamu terhubung, koneksinya lancar dan tidak putus-putus. Kecepatan di sana 6mbps down dan 13mbps up, cukup bagus buat youtube-an dan sejenisnya, tapi kurang lancar waktu kami mau pakai untuk video call. Kayaknya kalau duduk di lantai bawah koneksinya akan lebih stabil dan cepat.
Ada banyak tempat untuk duduk dan buka laptop, selain itu juga ada banyak colokan listrik. Harga di sini tergolong rata-rata untuk Bandung.
Kami sangat suka Koma Coffee, pastinya layak dicoba kalau kamu lagi ada di area Dago.
Ada banyak spot untuk kerja buka laptop dan ada banyak colokan listrik juga. Internet di sini kecepatannya 20mbps down dan 30mbps up yang membuat tempat ini enak buat dipakai kerja.
Cappuccino yang Adam minum di sini tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori specialty coffee, tapi masih bisa dinikmati dengan baik. Dengan harga Rp20.000, ini merupakan harga yang bagus.
Alasan utama orang-orang mampir ke sini adalah untuk santai sambil kerja atau sekedar nongkrong saja. Sejujurnya kalau bicara kopi, ini bukan coffee shop terbaik di Bandung, tapi Coffeelense Coffee Brewery adalah sebuah coffee shop yang enjoyable. Apalagi buat kalian penggemar film Dilan, katanya ini warung tempat Dilan nunggu Milea. Jadi, boleh lah mampir-mampir ke sini bareng teman.
Ada banyak spot yang bisa dipakai untuk kerja di Work Coffee — colokan listrik di mana-mana, tempat duduk nyaman untuk buka laptop, dan juga ada meja besar tinggi lengkap dengan kursi tingginya.
Kopi di sini sangat enak dan cangkir yang mereka gunakan untuk menyajikan kopinya juga sangat menarik. Adam seperti biasa pesan magic yang strong, lumayan nonjok dengan tekstur susu yang lembut. Susan pesan iced coffee yang disajikan menggunakan gelas tanpa sedotan. Rupanya mereka sangat menentang penggunaan plastik sekali pakai dan kami sangat suka prinsip mereka. Tidak ada hal yang lebih buruh dibanding minum kopi pakai gelas plastik sekali pakai padahal kita sedang minum di tempat (bukan untuk takeaway).
Untuk mereka yang mau beli kopi untuk dibawa (takeaway), mereka menyediakan paper cup yang bisa di-recycle. Namun staff di sana bilang mereka tidak merekomendasikan pilihan ini karena kualitas kopi akan menurun ketika dibawa untuk takeaway. Masuk akal.
Makanan berat lainnya yang ada di daftar menu di antaranya nasi goreng, crispy chicken dan pasta. Kelihatannya sih enak, tapi kami belum mencobanya sendiri.
Kopi di sini dibuat secara manual tanpa menggunakan espresso machine. Untuk secangkir cappuccino yang dibuat tanpa mesin espresso, Adam bilang kopinya cukup enak dan bahkan lebih enak dibandingkan beberapa yang dibuat menggunakan mesin mahal di Bandung.
Susan pesan iced coffee Serantau dan cukup menikmati minuman tersebut. Hal terbaik dari kopi di sini adalah rasa kopinya tidak terlalu overpowering — cocok untuk mereka yang suka kopi, tapi tidak terlalu suka dengan rasa yang strong yang kadang didapatkan di beberapa tempat.
Kesimpulannya, Serantau Coffee adalah sebuah tambahan coffee shop baru di Bandung yang cocok bagi mereka yang mencari tempat untuk nongkrong sambil ngopi dengan harga yang murah.
Adam minum cappuccino dan Susan minum iced coffee, dua-duanya enak. Cappuccino-nya strong, memiliki tekstur susu yang halus lembut serta disajikan menggunakan cangkir tulip. Es kopinya juga strong, kaya rasa dan cocok untuk diminum saat hari sedang panas. Ini es kopi ketiga berturut-turut dari Bandung coffee shop yang kami coba dan rasa kopinya strong. Kami sangat suka trend es kopi strong seperti ini.
Makanan di sini lumayan sederhana, tapi enak banget. Nasi Bakar Kencur yang kami coba sangat nikmat — bumbunya sangat terasa, ada ayam goreng garing dan tempe. Tadinya kami pikir Yore’s chicken agak bland dan kurang menarik, namun ternyata mereka berhasil bikin menu ini menarik dan enak dengan adannya tambahan diced tomato untuk menyeimbangkan creaminess dari mayo.
Ada lumayan banyak spot kalau kamu mau buka laptop dan kursinya juga nyaman untuk dipakai duduk berjam-jam. Cuma pastikan saja kalau batre kamu cukup karena ga semua spot ada colokan listriknya. Wifi di sini kecepatannya 22mbps down dan 7mbps up, waktu itu cafenya sedang lumayan full.
Kesimpulannya, Teman Lama merupakan sebuah cafe modern baru yang fantastis di deretan cafe Bandung yang menawarkan harga reasonable, kualitas tinggi dan fresh look. Layak dikunjungi.
Adam minum cappuccino dan Susan pesan iced coffee. Dua-duanya fantastik. Dan yang lebih bagus lain, harganya sangat murah — salah satu espresso-based coffees paling murah Bandung yang dibuat menggunakan mesin kopi proper. Susan yang jarang-jarang minum kopi sangat suka es kopi di sini karena rasanya ga cuma kerasa seperti susu manis (seperti kebanyakan es kopi di Bandung), tapi ada kedalaman rasa kopi tersendiri.
Cappuccino-nya tidak terlalu strong, kalau buat Adam sih katanya next time mau coba yang double shot. Tapi, rasanya enak, suhunya pas dan tekstur susunya juga sempurna.
Poin terakhir yang kami mau sampaikan adalah tentang akses ke sini. Kopi Alit berada di sebuah gang sempit dan cuma bisa diakses menggunakan motor atau jalan kaki. Jadi kalau kamu bawa mobil, bisa diparkir di Jalan Pagarsih atau Jalan Cibadak kemudian jalan kaki ke dalam gang.
Kopi Alit adalah coffee shop baru dan sederhana di Bandung dan kami sangat suka spot ini.
Kondisi tersebut dimaklumi apalagi saat mereka menyajikan kopi yang mantap. Bahkan es kopinya bisa dibilang salah satu yang paling enak yang pernah kami coba. Rasa kopinya terasa lumayan kuat, tidak seperti kebanyakan es kopi lainnya di Bandung yang terasa seperti susu kental manis.
Coffee shop ini lumayan kecil, dengan beberapa tempat duduk di depan untuk yang mau merokok. Menurut kami ini tempat hang out yang lumayan enak.
Harga di sini tergolong sangat rendah untuk kualitas kopi sebaik itu. Di sini kamu mendapatkan kopi yang dihasilkan oleh mesin espresso proper cuma seharga Rp18.000. Sepertinya tidak banyak kopi mesin yang lebih murah dari itu di Bandung. Bahkan waktu itu sedang ada promo dan kami cuma bayar Rp15.000 untuk secangkir cappuccino!
Overall, Sudut Kopi adalah tempat nongkrong enak yang menyajikan kopi fantastik. Update: kedua kalinya kami datang ke sini mereka sudah tidak pakai single use container untuk kopi panas (yay!) tapi masih pakai plastic cup untuk minuman dinginnya. 
Bangunan tokonya sendiri agak kecil. Tapi bagusnya, mereka cuma taruh 3 meja di dalam ruangan tersebut sehingga jumlah orang yang bisa duduk di dalam sangat terbatas dan tidak akan membuat pengunjung merasa duduk berdesakan dalam waktu yang sama.
Hal yang sangat disukai oleh sebagian pengunjung Yumaju 2.0 adalah area outdoornya yang lumayan besar dan teduh karena berada di bawah beberapa pohon besar. Pokoknya enak banget deh tempatnya buat nongkrong sambil ngopi-ngopi.
Dan itulah sebabnya Yumaju jadi coffee shop pilihan banyak orang. Space-nya luas sehingga tidak perlu berdesak-desakan. Menurut kami Yumaju 2.0 adalah salah satu coffee shop terbaik di Bandung.
WiFi di sini lumayan kencang, 22mbps down dan 8mbps up. Ada banyak colokan listrik baik di dalam ruangan maupun di area outdoornya. Cocok buat kerja, cocok buat ngopi dan cocok buat nongkrong. Yuk ke sini!
Cafe ini sepertinya berlokasi di rumah pemiliknya di Jalan Ciumbuleuit. Rumahnya merupakan sebuah bangunan tua yang megah dan memiliki desain arsitektur yang bagus, beberapa sentuhan manis di antaranya dengan adanya sliding door raksasa dan anak tangga yang pendek-pendek menuju ke lantai atas.
Outdoor area merupakan sebuah kemewahan di Bandung dan kebun belakang di Kuro Coffee ini jadi tempat yang cocok sekali buat nongkrong sambil duduk-duduk di beanbag yang mereka sediakan.
Adam minta magic dan dia ditawari untuk disajikan pakai demitasse cup yang biasanya digunakan untuk piccolo latte. Untungnya staffnya bilang kalau dia juga bisa pakai standard sized cup yang membuat rasionya menjadi lebih seperti magic. Tapi di sinilah masalahnya. Istilah magic muncul karena adanya rasio magic antara susu dan kopi. Oleh karena itu cuma ada satu jenis cangkir yang bisa digunakan untuk membuat rasio yang tepat seperti itu. Dan di Bandung karena jenis cangkir yang digunakan tidak tepat, sepertinya lebih banyak yang menyajikan double shot latte dan bukannya magic yang sebenarnya.
Makanan di sini lumayan enak. Kami mencoba torikatsu don dan soufflé pancakes. Pancakes-nya sangat blonde, tidak seperti soufflé pancake yang semestinya dan cuma ada 5 biji berry. 1 buah strawberry yang diiris tipis-tipis dan 4 blackberry lokal (kemungkinan mulberries) – menurut kami ini agak pelit dan sangat mengecewakan.
Torikatsu don-nya menarik dan rasanya enak. Kami menghargai kreasi yang ditambahkan untuk membuat slaw-nya lebih penuh rasa dan kami juga suka warna kecoklatan di ayam gorengnya. Yum!
Kopi di sini enak. Cappuccino yang Adam minum tergolong strong dan susunya juga memiliki tekstur yang bagus. Susan minum iced chocolate yang juga enak.
Meja-meja di sini sangat besar, cocok untuk yang mau kerja laptopan karena ada banyak space untuk meletakkan barang-barang kamu. Selain itu juga ada banyak colokan buat charging. Internet di sini lumayan juga, 29mbps down dan 6mbps up.
Juji memang punya kopi yang sangat enak dan memiliki outfit yang bagus, namun kami tidak yakin hal tersebut cukup untuk membuat pengunjung kembali datang ke sana. Overall, sebuah coffee shop yang sangat recommended.
Iced coffee yang Susan pesan disajikan menggunakan gelas cangkir tanpa sedotan. Kami kaget – secara positif. Kami sangat senang bahwa mereka melawan tren penggunaan plastik sekali pakai yang seringkali dipakai dalam penyajian es kopi.
Di siang hari, tempat duduk yang ada di bagian teras depan lumayan terekspos matahari dan terasa agak panas. Tapi kalau malam hari pasti enak bisa duduk-duduk di depan sambil ngopi.
Kami sangat suka coffee shop mungil ini. Great coffee, cozy fitout dan tempat yang nyaman untuk kerja laptopan. Faith in Bandung coffee shops restored!
Kami sangat suka area tempat duduk yang berada di bawah sebuah bangunan beratap Joglo, lengkap dengan tegel warna-warni dan kursi tua. Kami duduk di sana sambil buka laptop selama kurang lebih 3 jam, tidak terasa lama karena tempat duduknya nyaman. Wifi di sini kencang, 18mbps down dan 19mbps up. Selain itu juga ada banyak colokan listrik di hampir semua meja. Top spot banget deh buat kerja.
Adam pesan cappucino yang ternyata disajikan menggunakan cangkir kaleng model kuno. Rasanya enak banget sampai ga kerasa Adam minum 3 cangkir. Susan pesan es kopi yang disajikan menggunakan botol plastik sekali pakai. Agak disayangkan sih, tapi rasanya sangat enak.
Selain minum kopi, kami juga pesan beberapa nasi goreng yang juga disajikan menggunakan piring kaleng & panci kaleng ukuran mini. Unik sekali cara penyajiannya dan rasanya juga enak.
Jadi, meskipun awalnya kami sedikit skeptis tentang tempat ini, ternyata Papatong adalah tempat yang sangat bagus untuk bersantai ataupun kerja. Sangat recommended kalo kamu cari tempat untuk makan, wifi dan kopi yang enak.
Kalau mau kerja sambil buka laptop di sini gampang banget. Tinggal keliling saja untuk cari meja dan kursi yang tingginya cocok untuk kamu. Beberapa meja dan kursi sepertinya kurang nyaman untuk buka laptop, jadi cari saja yang spotnya nyaman.
Ada banyak colokan listrik dan koneksi wifinya juga cukup bagus untuk sebagian besar aktivitas, tapi mungkin agak kurang kalau kamu butuh untuk aktivitas upload/download yang berat.
Seperti yang diharapkan, kopi di sini enak. Selain minuman kopi, ada banyak juga pilihan minuman non-kopi. Cold pressed orange juice & coconut waternya enak, tidak terlalu manis.
Kami juga sempat mencoba chicken burger yang juga enak. Kebanyakan makanan di cafe-cafe Bandung memang belum memenuhi standar internasional, namun makanan yang ditawarkan oleh Arunika sudah menuju ke arah yang baik.
Kalau kamu mencari tempat untuk makan dan minum kopi enak, Arunika harus masuk daftar kamu. It’s good!
Namun fitout cafe ini agak aneh. Ruangannya terasa kosong, dengan tembok berwarna coklat dan furniture yang random. Mungkin perlu sedikit sentuhan dari desainer interior untuk membuat ruangan ini terlihat lebih cozy.
Ada beberapa meja yang cocok untuk buka laptop dan wifi di sini kecepatannya 24mbps down 65mbps up. Dengan kata lain, sangat kencang khususnya buat kalian yang butuh koneksi untuk kerjaan proyek-proyek YouTube. Dengan kecepatan wifi seperti itu, harusnya bisa dipakai untuk kerjaan apa saja.
Kesimpulannya, kopi di Searah sangat enak, namun seperti yang kita semua tau, kopi enak bukan satu-satunya faktor yang membuat sebuah coffee shop menarik. Semoga ke depannya desain interior dan atmosfer tempat ini bisa berubah jadi lebih hidup & menyenangkan.
Adam pesan magic yang rasanya enak, tekstur susunya bagus, namun agak sedikit kurang panas. Keluhan seperti ini banyak terjadi di beberapa coffee shop Bandung belakangan ini dan hal ini disebabkan oleh under steamed milk (susunya kurang lama di-steam).
Wifi di sini kecepatannya lumayan juga — 20mbps down & up dan tersedia beberapa colokan listrik. Berdasarkan pengalaman kami, kursi yang tidak ada sandarannya akan terasa kurang nyaman kalau dipakai duduk lebih dari satu jam. Jadi mungkin kalau mau kerja laptopan di sini ga bisa terlalu lama.
Secara keseluruhan, Crema Koffie adalah sebuah coffee shop kecil yang sederhana namun layak dicoba.